"Segalanya" Demi Cinta?

"Akan kulakukan semua untukmu.......", "I will do anything for you", "I will do anything for love"......adalah kata-kata yang sering saya dengar di lagu-lagu cinta maupun film-film romantis. Siapa sih yang tidak ingin diberi janji semacam ini oleh pasangannya? Janji tersebut kan menunjukkan betapa berartinya kita di mata pasangan, sampai dia bersedia melakukan apa saja untuk kita. Romantis....tis....tis.....

Dengan motivasi ingin ber-romantis ria dengan suami, saya iseng-iseng bertanya padanya.

"Kamu cinta aku kan?"

"Tentu! Cinta banget!" jawabnya

"Kalau begitu, kamu mau kan melakukan apa saja untukku?" tanya saya lagi.

"TIDAK."

"..........."

Karena iseng, saya tidak tersinggung atau marah dengan pernyataannya. Tapi saya malah penasaran. Kira-kira apa yang membuat dia tidak bersedia melakukan apa saja buat saya? Bukankah itu tanda cinta? Gunung didaki, lautan diseberangi, bintang diraih, bangun danau plus perahu dalam semalam, bangun candi 1000 biji dalam semalam, harusnya nggak masalah, kan?

Setelah saya tanya, dia menjelaskan. Dia bilang, dia memang sangat mencintai saya, tapi dia tidak akan mau melakukan hal-hal yang menyakiti saya, menyakiti dirinya, menyakiti keluarga dan orang-orang yang kami kasihi, melanggar hukum/hak orang lain, atau melanggar nilai-nilai moral dan kebenaran, demi untuk saya. Sekalipun saya memintanya dengan berurai air mata.

Whoa! Kaget saya. Tapi itu membuat saya merenung. Saya teringat salah satu episode serial dokumenter kriminal yang rajin saya tonton. Ada sebuah kasus di mana ada seorang gadis remaja berusia sekitar 16 tahun jatuh cinta dengan seorang pria usia mahasiswa. Sayangnya ibu si gadis tidak menyetujui hubungan tersebut, apalagi ketika mereka berencana menikah dan pindah. Karena sudah terlanjur cinta, si gadis meminta si pria untuk membunuh ibunya. Ironisnya, karena cinta, si pria menurut. Akhirnya sudah bisa ditebak, keduanya masuk penjara dan tidak bisa bersatu sebagaimana harapan mereka.

Diam-diam saya mengagumi pemikiran suami saya. Meskipun cinta, cintanya tidak buta, apalagi membabi buta semua diterabas atas nama cinta.

Pesan cerita: Meski cinta, jangan lupa bawa logika!


23 Maret 2016
Di tengah badai salju







Comments

Popular Posts