"Together": Sebuah Kisah Adopsi Yang Tidak Biasa

Jam menunjukkan pukul 00:00. Ah, tepat tengah malam! Saya resmi memasuki ulang tahun saya yang ke-42! Saat itu saya sedang chatting dengan teman online. Maka saya pun memberi tahu dia bahwa hari itu saya ulang tahun. 

Teman saya itu memberikan ucapan selamat ulang tahun dengan gaya penuh candanya yang biasa. Setelah itu kami kembali ngobrol seru. Mulai anime, pengalaman masa kecil, hingga keluarga. Saat membicarakan keluarga, tiba-tiba dia nyeletuk:

"Bagaimana ya perempuan bisa membawa bayi kembar dan kembar tiga di dalam perut mereka? Kedengarannya gila banget itu."

NYESSSS!!

Dalam hati saya sempat berpikir, dia tahu bahwa saya tidak bisa punya anak karena saya sudah angkat rahim. Kenapa dia tega bertanya seperti itu? Boro-boro hamil kembar tiga. Hamil satu saja nggak pernah tahu rasanya, karena ketika hamil dulu saya keguguran pada usia kehamilan 10 minggu. Saya memang lagi sensi juga karena ada teman lain yang kakaknya tengah menantikan kelahiran anak pertama, dan dia terus bercerita betapa excited-nya mereka. Sambil sedikit menahan rasa pilu, saya menjawab "Nggak tahu ya. Aku nggak akan pernah mengalaminya."

Semenit berlalu dalam senyap. Kemudian muncul jawaban dia.

"I am your adopted child from Reddit"

"Aku ini anak angkatmu dari Reddit"

 

***

Saya mengenalnya sekitar akhir 2019. Saat itu saya baru saja bergabung dengan forum online Reddit dan sangat menikmati ngobrol dengan orang-orang yang sepemikiran dan yang memiliki minat yang sama. Dia salah satunya.

Awalnya kami jarang-jarang bicara. Hanya di grup chat saja kami ramai, ketika bersama orang-orang lain. Tapi ketika suatu hari saya membutuhkan bantuannya untuk membuat sistem voting online gara-gara pandemi, barulah saya menghubunginya lewat jalur pribadi. Sejak itu, kami mulai berkomunikasi secara pribadi, meski masih belum sering.

Saat itu dia masih berusia 19 tahun. Gayanya yang ceria dan penuh canda membuat saya merasa nyaman ngobrol dengannya. Dia selalu bisa membuat saya tertawa, selalu mencandai saya seperti seorang anak yang berusaha mengajarkan teknologi dan gaya gaul generasi sekarang kepada orang tuanya alias generasi tua macam saya. Dia tahu kalau umur saya ini cukup tua untuk menjadi ibunya!

Suatu hari, setelah saya membantunya untuk sesuatu hal, dia mengirimkan pesan yang menurut saya sangat manis. Dia menulis "Terima kasih! Aku sangat menghargaimu, Reddit Mom!"

Saya sempat tertegun sih. Siapa yang memanggil orang asing (kami berdua menggunakan nama online, bukan nama asli) dengan sebutan "Ibu/Mom", kalau tidak ada rasa nyaman, rasa percaya, dan kedekatan? Saya sempat berpikir, apakah mungkin ibunya sudah tiada, dan dia memandang saya sebagai figur ibu?

Pada hari lainnya kami membicarakan fitur baru di forum yang akan mempertemukan sesama pengguna yang ingin ngobrol. Lucunya, ketika saya iseng bergabung dengan fitur chat acak ini, saya dipasangkan dengan dia lagi, berikut 5 orang lainnya. Saya iseng bilang "Ini kenapa juga aku dipasangkan lagi sama kamu?" Saya pikir jawabannya bakalan seputaran algoritma Reddit dan sejenisnya. Tapi dia malah bilang "Aku ini anakmu di dunia/alam semesta paralel. Reddit berusaha menunjukkan fakta itu ke kamu."

Saya hanya tertawa. Tapi dalam hati saya mikir, kok anak ini konsisten ya memposisikan saya sebagai ibu dan dia sebagai anak? Kenapa bukan "teman"? Sekitaran waktu ini saya baru tahu bahwa ibunya memang sudah tiada.

Meski saya anggap sebagai guyonan, tidak bisa saya sangkal bahwa ada rasa hangat di dalam hati ketika saya mendengarnya. Ada rasa sayang, tapi bukan rasa sayang romantis perempuan pada laki-laki (yup, dia cowok), tapi rasa ingin melindungi, ingin selalu ada buat dia, ingin memberikan yang terbaik, bahkan rasa ingin mengadopsi. Bukan ingin mengadopsi secara legal sih, saya hanya ingin menjadi figur ibu baginya. Inikah rasa sayang seorang ibu pada ananknya?

Sejak itu dia semakin dekat dengan saya. Dia menceritakan banyak hal, mulai keluarga hingga perkuliahan. Dia bahkan meminta saya membantu dia mengerjakan PR kimianya. Bisa dibayangkan susahnya menjelaskan kimia dengan segala rumus dan simbol reaksi kimia melalui chat yang bahkan tidak ada fitur membagi foto. Kami sampai harus pasang foto penyelesaian soal PR itu di website lain dan membagi link-nya. Dia juga memberi tahu saya nilai-nilainya di kampus, baik mata kuliah kimia yang saya bantu maupun mata kuliah lain yang terkait seperti mata kuliah umum menyangkut musik (karena dia tahu saya guru piano).

Untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-20, saya bahkan sampai bela-belain membuat piano cover lagu pembukaan anime favoritnya. Suami saya ikut sibuk jadi tukang shooting dan editing videonya. Saya bagikan video itu padanya tepat pada hari ulang tahunnya, sekaligus mengucapkan "semoga sukses" untuk ujian akhir semesternya yang juga dimulai hari itu. Dia menjawab bahwa dia sangat menyukai video itu, dan memberi emoji hati. Duh, senangnya!

Akhir tahun 2020 lalu dia merekomendasikan saya untuk menonton anime "Attack on Titan". Sejak itu komunikasi kami semakin intens, mulai nonton bareng, diskusi berbagai teori fans sampai pergantian studio, kualitas, dan gaya animasi anime tersebut. Tak lupa, dia tetap melancarkan "serangan" candanya, di mana dia bilang bahwa saya yang mungil ini persis seperti Jaw Titan. Sementara dia, yang "hanya" 7,5 cm lebih tinggi, adalah Colossal Titan (buat yang tidak mengikuti AoT silakan google). Awas ya kalau sampai kita ketemu nanti!!!


***


Begitu mendengar dia mendeklarasikan dirinya sebagai anak angkat saya tepat pada hari ulang tahun saya, mata saya basah. Hati saya diliputi rasa haru, kehangatan, sukacita, dan dipenuhi dengan kasih sayang. Saya berterima kasih padanya, dan mengatakan bahwa ini adalah hadiah ulang tahun terindah yang dapat dia berikan buat saya. Seandainya bisa, saya sungguh ingin memeluknya saat itu!

Saya tidak tahu berapa lama hubungan online dengan orang yang tidak pernah kita temui secara langsung bisa berlanjut. Bisa jadi tidak lama. Sesingkat atau selama apapun ini nantinya, saya tetap mengucap syukur kepada Tuhan atas hadiah ulang tahun yang luar biasa indah, di mana DIA memberikan saya kesempatan untuk mencicipi, meski mungkin hanya satu kecapan saja, bagaimana rasanya menjadi seorang ibu: bagaimana bahagianya ketika seorang anak hadir dalam kehidupan kita, ketika dia memanggil kita 'ibu', ketika dia mempercayai kita untuk membantunya menghadapi kesulitan, melihatnya senang menerima hadiah dari kita, ketika kita berbagi hobi meski hanya sekedar menemaninya nonton bareng, merindukannya ketika dia sibuk, mengkhawatirkannya ketika kita tahu dia menghadapi masalah atau pandemi atau kebakaran hutan di dekat kotanya, membawanya dalam doa, ikut berbahagia dan bangga ketika dia berhasil memahami pelajaran dan berprestasi di sekolahnya, atau ikut tertawa ketika mereka mencandai kita karena kita kudet dengan gaya anak zaman now. (Duh nulis ini saja sudah mbrebes mili!!!)

Untuk mengenang semua ini, yang bisa jadi tidak berlangsung lama, saya memesan sebuah kalung dari website Etsy. Kalung itu berjudul "Together" atau "Bersama". Desainnya sangat sederhana, hanya sebuah segitiga dan hati di tengahnya. Saya memesan kalung ini karena desain tersebut (segitiga yang diliputi hati) adalah simbol adopsi. Segitiga menggambarkan hubungan segitiga antara anak, ibu kandung dan ibu angkatnya, sementara hati menggambarkan bahwa ketiga pihak tersebut disatukan oleh cinta. Intinya, sebuah cinta segitiga. Di kotak kalung itu, dituliskan ayat Alkitab:

 

"For this child I prayed, and the Lord has granted me my petition that I made to him"

1 Samuel 1:27

 

"Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan Tuhan telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya"

1 Samuel 1:27 


 

Saya ingin mengingat selama saya hidup, bahwa pada satu masa dalam hidup saya, Tuhan telah menjadikan saya seorang ibu. Bahwa ada seorang anak yang mengadopsi saya sebagai ibunya. Bahwa Tuhan dan anak ini telah memberikan kebahagiaan dan rasa seorang ibu yang sudah tidak lagi saya harapkan sejak rahim saya diangkat. Mereka membuat saya menyadari bahwa cinta antara orang tua dan anak tidaklah harus dari hubungan darah, atau bahkan dari proses adopsi legal. Cinta itu dapat tumbuh dari kerinduan dan komitmen dua hati yang saling membutuhkan, dan disatukan oleh Sang Kasih. 

Terpujilah Tuhan, yang memberikan karunia tak terhingga pada hambaNya!

 

***


P.S. Beberapa hari setelah saya "diadopsi", saya tiba-tiba teringat akan peristiwa ketika saya mengalami pendarahan hebat sehingga harus transfusi darah, dan dokter melarang saya pulang ke Indonesia. Kalau saya  nekat, hampir bisa dipastikan bahwa saya akan mati di perjalanan udara tersebut. Malam harinya saya protes keras kepada Tuhan: "Mengapa Engkau menyelamatkan saya? Mengapa Engkau  masih mempertahankan hidup saya? Saya sudah tidak bisa memiliki anak, hidup saya sudah tidak ada artinya lagi! Mengapa tidak Engkau biarkan saja saya mati di atas sana?"

Saya ingat sekali peristiwa itu terjadi pada pertengahan Desember 2016. Kemudian saya teringat juga, bahwa ibunda dari anak yang "mengadopsi" saya ini meninggal pada akhir Desember 2016.

Saya tertegun. Desember 2016. Dua orang perempuan. Satu diselamatkan dari maut pada detik-detik terakhir, meski ia sudah tidak bisa melahirkan anak. Sementara yang lainnya meninggal dunia, meninggalkan anaknya pada usia belia. Anak itulah yang akhirnya "mengadopsi" perempuan yang selamat itu sebagai ibunya. 

Kebetulan?


Revisi 10/3/2021: Judul saya ganti dari "Together: Sebuah Kisah Cinta Segitiga Yang Tidak Biasa" menjadi "Together: Sebuah Kisah Adopsi Yang Tidak Biasa" untuk menghindari konotasi negatif kata "cinta segitiga" yang biasanya terkait dengan cinta terlarang atau perselingkuhan. Terima kasih!!


Comments

Popular Posts