Kisah Cinta Terindah: Seperti Apa Sih?

Facebook memang terbukti sebagai sarana bikin orang iri berat paling joss sedunia.

Bagi pembaca setia blog saya, tentunya anda tahu bahwa saya pernah mengalami mental breakdown karena ngiri lihat betapa sempurna dan bahagianya hidup orang lain di media sosial. Ada yang jalan-jalan keliling dunia, ada yang sekolah di sekolah paling top sedunia, ada yang menunjukkan betapa bahagianya kehidupannya: pasang foto mesra dengan suami/istri/anak, pasang foto keluarga, pasang prestasi suami/istri/anak, pasang foto USG kehamilan, pasang foto rumah baru, pasang foto mobil baru, pasang foto traveling keliling dunia, pasang ini, pasang itu.......(pasang susuk termasuk ga ya?)

Kali ini saya ingin fokus ke urusan kisah cinta. Ya, ya, saya tahu, apa yang orang tampilkan di media sosial adalah hal-hal terbaik dari kehidupan mereka. Hal-hal kurang baik, apalagi yang tidak baik, akan tetap tersembunyi di balik pintu rumah mereka. Kita tidak akan pernah tahu tantangan apa yang mereka hadapi dalam kehidupan.

Tapi tetap saja kan bikin orang mupeng (termasuk saya, tentu saja). Saya sering melihat betapa sempurnanya kisah cinta beberapa teman di media sosial. Mereka 'sepertinya' menemukan pasangan yang sempurna: cakep, pinter, kaya, mapan, baik, bertanggung jawab, religius......(isi sendiri). Setelah itu, pernikahan mereka begitu indah dan romantis, kemudian langsung bisa punya anak tanpa masalah, karir melesat, bisa punya rumah, mobil atau harta apapun yang melimpah, anak-anaknya tumbuh sehat, baik dan berprestasi, hidup tidak pernah ada masalah. Pokoknya bahagia terus.

Jujur ya, kadang saya sedih. Kisah cinta dan kehidupan saya, kalau dibandingkan dengan orang-orang ini, sungguh penuh perjuangan. Sejak pacaran sampai sekarang, badai demi badai harus kami hadapi. Kisah cinta kami banyak banget jalan terjal, keputusan sulit, kekecewaan, sakit penyakit, tetesan air mata, dan sebagainya. Sungguh sangat tidak sempurna, dan oh betapa tidak adilnya dunia ini!

Pagi ini, sambil ngeteh berdua dengan Sang Maha Cinta, saya seperti ditanya oleh-Nya.

"Seperti apakah kisah cinta terindah itu sebenarnya?"

Saat itu pikiran saya langsung dibawa ke film animasi "Up". Pada bagian awal film, penonton disuguhi kisah cinta sang tokoh utama, Carl dan istrinya Ellie. Meski hanya 5 menit, bagian tersebut bisa membuat orang paling sangar sekalipun menitikkan air mata. Tak diragukan lagi, kisah cinta Carl dan Ellie ini dianggap sebagai salah satu kisah cinta terbaik sepanjang zaman.

Apakah kisah cinta Carl dan Ellie sempurna? Walah, sama sekali tidak! Mereka mengawali hidup mereka bersama dalam kesederhanaan. Mereka menikmati kehidupan apa adanya, dan memiliki impian untuk segera memiliki anak. Namun apa daya, Ellie mengalami keguguran dan tidak mungkin baginya untuk punya anak lagi. Apakah lantas Carl meninggalkannya? Tidak. Mereka memulai impian baru untuk mengunjungi Amerika Selatan, yang menjadi impian masa kecil mereka berdua.

Tapi kehidupan mereka tidak mulus. Berkali-kali tabungan perjalanan mereka ini harus dipakai untuk kepentingan-kepentingan lain yang lebih mendesak. Dari sini kelihatan bahwa mereka bukan orang kaya. Namun di tengah semua itu, mereka tetap menikmati setiap momen yang mereka miliki bersama, mulai dari pekerjaan, membersihkan rumah, bahkan ketika mereka hanya duduk berdua dan membaca buku, sampai akhirnya maut memisahkan mereka berdua. Bahkan ketika Ellie telah berpulang, Carl tetap berusaha mewujudkan impian mereka berdua.

Setelah merenungkan hal ini, saya menjawab pertanyaan-Nya itu: kisah cinta terindah bukan kisah cinta yang segalanya mulus dan sempurna tanpa cela. Kisah cinta terindah adalah kisah cinta yang, meskipun dilanda angin, badai dan gelombang, atau bahkan kehidupan keseharian yang kadang membosankan, tetap bertahan hingga akhir (baca: maut memisahkan). Kisah cinta terindah adalah kisah yang menunjukkan bahwa dalam cinta, pasangan suami-istri mampu menang mengatasi segalanya.

Sepertinya, kisah cinta yang menjadi impian banyak orang bukanlah kisah cinta yang sempurna, tapi justru kisah cinta seperti Carl dan Ellie ini!

Sedikit catatan dari saya, definisi saya tentang cinta bukanlah hanya perasaan. Cinta, bagi saya, adalah tindakan, bahkan ketika perasaan berkata sebaliknya. Cinta adalah tindakan menempatkan pasangan di atas diri sendiri. Cinta adalah kesediaan berkorban. Cinta memilih untuk setia. Cinta menerima apa adanya.

Otak saya yang cukup jahil berpikir begini.......mungkin itu juga sebabnya kisah cinta ala negeri dongeng selalu berakhir dengan "dan mereka hidup bahagia selama-lamanya". Kisah yang selalu bahagia boleh dibilang membosankan dan tidak relatable dengan kehidupan nyata yang penuh dengan masalah. Yang diceritakan kan selalu perjuangan mendapatkan cinta itu, tapi setelah dapat, selesai sudah. Happily ever after.

Cerita kehidupan saya boleh dibilang (sejauh ini) sangat mirip dengan Carl dan Ellie. Dan saya hampir saja menganggap kisah ini jelek, buruk dan membosankan! Astaga!  (Ampuni aku ya Tuhan!)

Di akhir sesi ngeteh dengan Tuhan tersebut, Ia berkata:

"Izinkan AKU menulis kisah cintamu."

Bagi anda-anda yang lagi butuh nangis, tonton saja adegan ini di Youtube. Saya nangis dulu ya.........*nonton Youtube*

Nih saya kasih salah satu link-nya (kurang baik apa coba saya ini....hihihi): Video Kisah Cinta Carl dan Ellie














Comments

Popular Posts